Ticker

6/recent/ticker-posts

Urgensi Persatuan dan Bahaya Perpecahan



Aku, Kamu dan Dia yang disatukan menjadi Kita, ketika kata “Kita” ini sudah digabungkan, maka sudah bisa dipastikan adanya kesosialan antara umat manusia, itulah dinamika kehidupan, dalam kata “kita” pasti tidak luput ada kata “problematika” itulah isi dalam dinamika sosial. Ada yang mengatakan “Problematic is an art on life” yang artinya masalah adalah seni dalam kehidupan. Tinggal dari pribadi masing-masing, bagaimana menyikapi problematika tersebut? Itulah yg perlu kader PMII Kebal telaah, mencari, apa titik temu dari problematika tersebut. 

Sebagaimana Allah Berfirman dalam Al-Qur’an:

و اعتصموا بحبل الله جميعا ولاتفرقوا

"dan Berpegang Teguhlah kamu semuanya dengan Tali Allah & janganlah kamu Tercerai Berai” (QS. Ali Imran:103).

Imam al-Baghawi dalam kitab Tafsirnya menyebutkan, Sahabat Ibn Mas’ud menginterpretasikan (menafsiri) kata hablullah dengan arti Jamaah. Di dalam Tafsir al-Qurthubi dijelaskan, perbedaan yg dilarang adalah setiap perbedaan yg berdampak pada kehancuran.

Begitupun ketika Saat ditanya tentang salah satu kelompok Islam yang berbeda ‘Aqidah, Syaikh Ramadhan al-Buthi menegaskan: “tidak perlu mencari sekat perbedaan yg memecah belah masyarakat, namun seharusnya yg dicari adalah Titik Temu yg mempersatukan”.

الجماعة رحمة والفرقة عذاب

“Persatuan adalah Rahmat & Perpecahan adalah Azab”.

Merujuk dari tulisan di atas, sebagai kader PMII yang berasaskan Pancasila dan Aswaja sebagai manhajul fikr wal harokah, dalam Aswaja kader PMII diberikan ilmu dengan sebutan 4T : Tawassuth, Tasamuh, Tawazzun dan Ta’adul. Dalam pembahasan ini prinsip Tasamuh bisa diimplementasikan untuk mempersatukan keseluruhan sebab arti dari Tasamuh (Toleransi) yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang berbeda dari kita. Ingat “Perbedaan adalah Keniscayaan”


Posting Komentar

0 Komentar